Disparitas Mutu Pendidikan Masih Jadi Hambatan Oleh Mendikdasmen
Kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu’ti, secara terbuka mengakui bahwa disparitas mutu pendidikan merupakan hambatan serius yang terus dihadapi. Kesenjangan ini terlihat jelas antara sekolah-sekolah di pulau Jawa dan daerah lainnya, termasuk wilayah timur seperti Nusa Tenggara Timur (NTT). Komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah ini menjadi fokus utama, dengan peningkatan kualitas pendidik sebagai salah satu strategi kunci.
Prof. Abdul Mu’ti, saat melakukan kunjungan kerja di Kupang, NTT, pada Selasa, 3 Desember 2024, menegaskan kembali bahwa disparitas mutu pendidikan adalah tantangan yang tidak bisa diabaikan. Ia menyoroti bahwa kesenjangan ini tidak hanya terbatas pada fasilitas fisik, tetapi juga pada kompetensi guru dan metode pengajaran yang digunakan. Untuk itu, pemerintah berkomitmen penuh untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru, baik dalam aspek pedagogik maupun pengembangan siswa secara holistik. Hal ini dianggap sebagai investasi jangka panjang untuk memastikan setiap anak Indonesia, di mana pun mereka berada, mendapatkan akses pendidikan yang layak dan berkualitas.
Strategi pemerintah dalam menanggulangi disparitas mutu pendidikan juga mencakup optimalisasi peran lembaga penjaminan mutu pendidikan. Lembaga-lembaga ini diharapkan dapat bekerja lebih efektif dalam memantau dan mengevaluasi standar pendidikan di seluruh wilayah, serta memberikan rekomendasi perbaikan yang tepat sasaran. Dengan demikian, diharapkan ada standar minimum yang dapat dicapai oleh semua sekolah, mengurangi jurang perbedaan kualitas yang ada saat ini.
Selain itu, Mendikdasmen juga menekankan pentingnya memastikan bahwa semua anak Indonesia memiliki akses ke pendidikan berkualitas, yang mencakup kurikulum yang relevan, metode pengajaran yang efektif, dan infrastruktur pendidikan yang memadai. Ini berarti pemerintah tidak hanya fokus pada peningkatan kualitas guru, tetapi juga pada penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar mengajar. Misalnya, pemerataan akses terhadap teknologi pendidikan dan buku-buku referensi yang berkualitas menjadi bagian dari upaya ini.
Pada akhirnya, pengakuan dan komitmen Mendikdasmen terhadap masalah disparitas mutu pendidikan ini menjadi langkah awal yang penting. Dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidik dan optimalisasi peran lembaga penjaminan mutu, diharapkan kesenjangan pendidikan di Indonesia dapat dipersempit secara signifikan, membuka peluang yang sama bagi seluruh anak bangsa untuk meraih masa depan yang lebih baik.